Selasa, 12 April 2016

#NgertiBatik Mengenal Batik Surakarta

Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Setiap batik mempunyai corak dan ciri khas yang berbeda, ciri khas batik Surakarta berlatar hitam atau gelap dan mempertahankan motif gaya keraton yang baku. Berikut beberapa motif batik Surakarta:


1. Batik Sidomukti 



Sidomukti berasal dari kata ”sido” yang berarti jadi/menjadi atau terus menerus, dan “mukti” yang berarti mulia dan sejahtera. Jadi pengertian batik Sidomukti adalah menjadi mulia dan sejahtera. Batik Sidomukti mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Kegunaan batik Sidomukti adalah dalam upacara perkawinan adat Jawa, yakni digunakan pada tahap siraman, kerikan, ijab, dan panggih. Motif batik Sidomukti mempunyai makna sangat filosofis. Makna tersebut menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap unsur budaya lokal. Sampai sekarang nilai-nilai tersebut masih bertahan, seperti halnya batik Sidomukti. Batik Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa dituangkan dalam coraknya, yakni berupa ornamen pengisi dan sen-isennya

2. Batik Truntum




Motif batik Truntum ini merupakan simbol ketulusan cinta kasih Sang Ratu  yang sangat mendalam kepada Sang Raja dan akan terus berkembang, yang dalam istilah jawa disebut truntum, teruntum atau tumaruntum. Kain Batik Truntum ini biasanya digunakan oleh orang tua kedua mempelai pada saat pernikahan dengan tujuan “menuntun” untuk memasuki gerbang kehidupan baru hidup berumah tangga. Juga berarti Ing Ngarso Sung Tulodhoyang berarti orang tua yang menjadi contoh teladan yang dianggap sudah lulus dari sebuah ujian cinta kasih dalam berumah tangga. Sehingga orang tua wajib untuk menuntun anaknya dalam memasuki kehidupan berumah tangga agar terwujud cinta kasih sayang yang terus tumbuh dan berkembang sebagaimana di lambangkan dalammotif batik tulis Truntum atau Teruntum


3. Batik Satrio Manah



Batik solo motif satrio manah ini biasa dipakai oleh wali pengantin pria pada saat prosesi lamaran/meminang. Motif ini diartikan sebaga ksatria yang sedang mengarahkan panahnya, sebagai perlambang bahwa ia tengah ‘memanah’ hati sang kekasih. Maknanya supaya lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya 


4. Batik Semen Rante





Jika pengantin laki-laki mengenakan Batik Satrio Manah, maka sang wanita mengenakan batik dengan motif semen rante. Rante atau rantai dalam bahasa Indonesia, sebagai perlambang bahwa sejak dipinang hingga selamanya, hati wanita tersebut sudah terikat untuk pria yang akan menikahinya, dan tertutup sudah kesempatan bagi pria lain. Semen diambil dari kata semai, sebagai perlambang agar cinta di antara mereka berdua selalu bersemi.



5. Batik Parang Kusumo



Batik Parangkusumo berasal dari kata “kusumo” yang artinya kembang atau bunga yang dikaitkan dengan kembanging ratu. Sesuai dengan namanya, batik Parangkusumo hanya dipakai oleh kalangan keturunan raja secara turun-temurun bila berada didalam keraton. Motif batik Parangkusumo terdiri dari unsur motif api dan motif mlinjon. Motif-motifnya tersusun menurut garis diagonal, motif api atau motif parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat. Di tengah-tengah motif api terdapat dua motif bunga kecil yang bertajuk tiga dan saling bertolak belakang. Motif batik parang kusuma biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng. 

0 komentar :

Posting Komentar